Wednesday, December 31, 2008

Kesehatan Wanita



Perempuan Lebih Rentan

Terserang Kardiovaskular


by: Cholik Hr.

Para ahli membuat prediksi, satu di antara dua perempuan meninggal (1:2) disebabkan penyakit kardiovaskular (penyakit jantung koroner dan stroke) dibanding satu di antara dua puluh lima kaum perempuan yang meninggal (1:25) akibat penyakit kanker payudara. Para ahli meneliti, faktor risiko penyakit kardiovaskular dan bagaimana kaum perempuan sangat rentan terkena penyakit ini. Faktor risiko utama penyakit kardiovaskular pada perempuan adalah merokok, hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus, obesitas/kegemukan, kurang aktivitas, dan diet yang salah.
Merokok. Perokok mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi daripada bukan perokok terserang penyakit jantung dan stroke (Kusmana, 2006). Susenas tahun 2001 memberikan gambaran, 27% penduduk usia lebih dari 10 tahun menyatakan merokok dalam satu bulan terakhir, 54,5% penduduk laki-laki merupakan perokok dan 1,2% perempuan sebagai perokok.[by: www.fajarkeren.co.cc ] Penelitian di Inggris membuktikan, perempuan perokok berisiko 2 kali lebih besar terancam kematian karena serangan jantung daripada laki-laki.
Hipertensi. Terdapat hubungan sangat kuat antara hipertensi dengan penyakit jantung dan stroke baik pada laki-laki dan perempuan. Hipertensi meningkatkan beban jantung yang membuat dinding jantung menjadi semakin membesar dan akhirnya melemah. Tekanan darah yang tinggi terus menerus akan menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah arteri secara perlahan-lahan, dengan mengalami proses pengerasan yang akan diperberat adanya peningkatan lipid. Akhirnya, lumen pembuluh darah arteri menyempit dan aliran darah berkurang, bahkan bisa berhenti. Jika arteri koroner yang mengalami penyempitan, maka akan terjadi kerusakan otot jantung (penyakit jantung koroner).
Penderita sering tidak menyadari, dia menderita tekanan darah yang tinggi selama bertahun-tahun sampai akhirnya komplikasi berat terjadi seperti serangan stroke, serangan jantung atau gagal ginjal. Kusmana (2006) mengatakan, dari hasil penelitian menunjukkan, risiko kematian akibat penyakit jantung koroner dan stroke sudah meningkat 1,6 kali pada saat tekanan darah masih dianggap normal tinggi 130-139/85-89 mmHg dan menjadi 2,3 kali untuk hipertensi tingkat 1 (140-159/90-99 mmHg).
Diabetus Milletus. Kencing manis atau disebut juga Diabetus Milletus (DM) menyebabkan gangguan vaskuler berupa mikroangiopati, terjadinya penebalan dinding pembuluh darah pada semua organ, mata, ginjal, otak, dan jantung; sehingga terjadi aterosklerosis hebat. Kelebihan berat badan, usia lanjut, konsumsi karbohidrat berlebih, dan kerusakan pankreas, merupakan penyebab terjadinya penyakit DM.
Diabetus merupakan faktor risiko yang sangat kuat bagi perempuan, dengan meningkatkan risiko serangan penyakit jantung 3-7 kali dibandingkan 2-3 kali pada laki-laki.
Obesitas dan Kurang Aktivitas. Kegemukan (obesitas) dan kurang aktivitas adalah paralel, saling berhubungan yang sama-sama berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke. Beberapa riset membuktikan, secara tidak langsung efek perlindungan gerak badan aerobik terhadap penyakit jantung koroner dengan memberikan pengaruh pada pengurangan berat badan, hipertensi, lemak darah, toleransi glukosa, dan peningkatan cara hidup sehat. Hasil penelitian di Indonesia yang dilakukan Kusmana, 1983, dengan 2.040 responden di Jakarta Selatan, menunjukkan, individu yang berolah raga berat atau bekerja fisik cukup berat, mempunyai prosentase terendah mengalami hipertensi dan serangan penyakit jantung koroner.
Rekomendasi WHO untuk program aktivitas fisik masyarakat dan individu dalam mengurangi penyakit cardiovascular adalah paling sedikit 30 menit aktivitas fisik tingkat sedang secara teratur setiap hari. Rekomendasi lain dari American Heart Association, aktivitas fisik yang meningkatkan kesehatan jantung, paru, dan sirkulasi adalah aktivitas sedang sampai berat dengan jenis aerobik paling sedikit 30 menit setiap hari.

Strategi Pencegahan terhadap Serangan Penyakit Kardiovaskular
WHO membuat strategi untuk mencegah dan mengontrol meningkatnya angka kejadian penyakit kronis, termasuk di dalamnya cardiovascular, dengan dua strategi utama, yaitu diet yang sehat dan aktivitas fisik, yang dicetuskan dalam Global Strategy on Diet, Physical Activity and Health pada 2002 (WHO, 2002).
Diet Sehat. Diet yang sehat dan aktivitas fisik sehari-hari pada tingkat sedang sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat, menurunkan tekanan darah, menurunkan lemah tubuh, dan meningkatkan metabolisme glukosa. Data ilmiah membuktikan, perubahan pola diet dan aktivitas fisik berpengaruh secara kuat pada penurunan faktor risiko lain penyakit kardiovaskular. Penelitian Sauvaget et al. (2003) dan Joshiura et al. (2001) membuktikan, buah dan sayur dapat mencegah penyakit kardiovaskular.
Program diet WHO (2002) seperti: 1). Mencapai keseimbangan energi dan berat badan sehat. 2). Batasi intake lemak dan alihkan konsumsi lemak saturated ke lemak unsaturated. 3). Tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran, serta kacang-kacangan 4). Batasi penggunaan gula bebas. 5). Batasi garam dari semua sumber dan pastikan garam beryodium.
Aktivitas Fisik. Aktivitas fisik merupakan cara utama pembakaran energi, sehingga merupakan dasar untuk mengontrol keseimbangan energi dan mengontrol berat badan. Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko penyakit cardiovascular dengan cara 1. menurunkan tekanan darah, 2. meningkatkan level kolesterol HDL dan menurunkan kadar lemak LDL, 3. meningkatkan kontrol glukosa darah pada obesitas, 4. menurunkankan berat badan (Kusmana, 2006).
Kusmana, D. (2006) membuat strategi untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke dengan akronim TRIAS SOK. S berarti Stop merokok, stress diatasi, seimbangkan gizi; O berarti Olahraga teratur, obesitas diatasi; K berarti Kerja fisik biasakan, kendalikan hipertensi, kombinasikan sesuai faktor risiko yang ada.

Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Ponorogo, saat ini sedang menyelesaikan program Magister di FK UGM Yogyakarta dengan minat studi Perilaku dan Promosi Kesehatan.>>Click<< berikut untuk mengetahui reverensi tulisan ini

No comments: