Wednesday, December 31, 2008
Apa itu Matematika ?
Untuk apa belajar MATEMATIKA ???
Pertanyaan tersebut lumayan sering muncul ketika beberapa orang dianjurkan dengan paksa ataupun tidak paksa untuk belajar Matematika. Tidak tahu apakah pertanyaan itu muncul sebagai wujud nyata dari ke-kritis-an seseorang atau justru muncul sebagai refleksi atas ke-apatis-an seseorang terhadap Matematika?
Pertanyaan tersebut lumayan sering saya dengar sejak dulu, tetapi sepertinya saya pribadi tidak pernah mengajukan pertanyaan tersebut mungkin karena kepasrahan dan kekurangkritisan saya. Menurut pengalaman pribadi ditambah penuturan beberapa teman, pertanyaan tersebut diungkapkan mulai dari anak kecil (SD) sampai mahasiswa. Pertanyaan tersebut kelihatannya cukup sepélé tapi lumayan sulit untuk dijawab, kecuali kalau kita menjawabnya dengan prinsip “pokoknya…”.
Berikut ini beberapa contoh jawaban ngawur atas pertanyaan tersebut:
1. Ketika Tita (seorang anak SD kelas 1) bertanya “Untuk apa sich belajar Matematika?”
Mungkin bisa dijawab dengan singkat, “Supaya kamu bisa menghitung banyaknya kue yang kamu miliki dan juga bisa membaginya dengan adil untuk kakak dan adik”
2. Bagaimana kalau pertanyaan tersebut dilontarkan oleh seorang anak SMP?
Jawab saja dengan “Karena nanti di SMA (kalau melanjutkan sekolah) kalian juga akan belajar Matematika.”
3. Untuk anak SMA kita bisa memberikan jawaban untuk membuktikan dan menurunkan beberapa rumus Fisika kita membutuhkan Matematika. *Halah…jawaban macam apa ini*
4. Yang terakhir ini benar-benar pengalaman pribadi saya yang terbaru tentang pertanyaan tersebut.
Sekitar 1 tahun yang lalu saya ditanya oleh seorang mahasiswa Jurusan Pendidikan Keolahragaan yang harus menempuh satu mata kuliah wajib yang katanya menyebalkan, yaitu Matematika Dasar. Dia tanya “Untuk apa sih belajar Matematika segala? Memang kalau kita mau melempar lembing harus menghitung sudutnya dulu supaya bisa jauh?”.
Jujur saja saya tidak kaget dengan pertanyaan “Untuk apa sih belajar Matematika segala?” tetapi saya lumayan kaget dengan pertanyaan lanjutannya; “Memang kalau kita mau melempar lembing harus menghitung sudutnya dulu supaya bisa jauh?”. Pertanyaan lanjutan tersebut sebenarnya sudah menunjukkan kalau dia tahu Matematika di dalam ilmu keolahragaan tetapi tentu saja hal tersebut bukan merupakan aplikasi nyata dan realistis Matematika dalam ilmu keolahragaan. Terus terang waktu itu saya tidak mau berdebat panjang lebar tentang kegunaan Matematika bagi dia karena menurut saya dia juga benar. Waktu itu saya langsung memberi jawaban “Ya kamu benar. Mungkin kamu memang tidak butuh ilmu Matematikanya untuk disiplin ilmu keolahragaanmu, tetapi ingat kamu sangat membutuhkan nilai mata kuliah Matematika tersebut. Seandainya kamu tidak lulus mata kuliah Matematika, niscaya kamu tidak akan bisa menempuh ujian skripsi…apalagi lulus jadi Sarjana Olahraga.”.
Tidak tahu dia puas atau tidak dengan jawaban ngawur saya tersebut tapi yang jelas dia langsung diam dan menurut kabar yang saya terima dia dapat lulus mata kuliah Matematika Dasar dengan nilai yang memuaskan, tentu saja nilai yang dia dapat tidak ada kaitannya dengan jawaban saya waktu itu.
Tapi apakah sesimpel itu jawaban-jawaban untuk pertanyaan “Untuk apa belajar Matematika?”
Ilmu Matematika diantaranya meliputi aritmatika, geometri, aljabar dll sehingga kalau mau sok idealis tentu saja banyak manfaat Matematika untuk ilmu pengetahuan lain dan juga untuk kehidupan, misalnya:
Kombinasi (Statistika) bisa digunakan untuk mengetahui banyaknya formasi tim bola voli yang bisa dibentuk.
Aritmatika hampir digunakan setiap hari, yaitu untuk hitung-menghitung.
Geometri bisa digunakan para ahli sipil karena geometri salah satunya adalah membahas tentang bangun dan keruangan.
Aljabar bisa digunakan untuk memecahkan masalah bagaimana memperoleh laba sebanyak mungkin dengan biaya sesedikit mungkin.
Mungkin dengan logika Matematika juga bisa membantu untuk berpikir logis, tapi tentu saja bukan hanya Matematika saja yang bisa membantu dalam berpikir logis.
Itulah beberapa manfaat belajar Matematika jika ditinjau dari sudut pandang “sok dalil”, sehingga tentu saja masih banyak yang ngéyél “Untuk apa anak STM belajar tentang diferensial dan integral?”
Jadi sekali lagi, “Untuk apa susah-susah belajar Matematika?”
Ada apa dengan MATEMATIKA ?
Pada tanggal 24-27 Juli 2008 telah diselenggarakan Konferensi Nasional Matematika XIV dan Konggres Matematika Indonesia di Universitas Sriwijaya Palembang. Salah satu hal yang digarisbawahi dalam konferensi itu adalah peran matematika di masa depan. ”Matematika merupakan pondasi yang perlu ditanamkan sejak dini. Kalau sejak dini siswa tak suka matematika, maka mereka tidak akan pernah suka matematika”, kata Presiden IndoMS, Prof. Dr. Edi Tri Baskoro. Kenyataan ini telah mendorong timbulnya gerakan pendidikan matematika realistik yang mengutamakan metode pembelajaran matematika berangkat dari realitas pengetahuan sehari-hari.
Bagaimana dengan Anda, apakah matematika sudah menjadi bagian dari realita kehidupan Anda? Mulai dari bangun pagi, ketika Anda memutuskan untuk melakukan serangkaian kegiatan, otak Anda tanpa sadar sudah melakukan serangkaian iterasi yang jika diterjemahkan dalam bahasa program akan menghasilkan baris yang tidak sedikit. Belum lagi hitung-hitungan pertambahan dan pengurangan ketika Anda membayar angkotan kota. Seiring dengan meningkatnya kompleksitas kerjaan Anda, matematika juga akan hadir dengan bentuk yang penuh dengan simbol. Integral, differensial, perhitungan luas daerah dibawah kurva dan sebagainya. Agregasi kegiatan ekonomi yang membentuk kurva. Bilangan pi, deret…
Matematika Ekonomi
Matematika ekonomi adalah untuk mempelajari perhitungan matematika yang diaplikasikan pada ilmu ekonomi.
Ilmu Matematika merupakan alat untuk menganilisis ilmu ekonomi dan bisnis.
Diharapkan setelah mempelajari Matematika Ekonomi, mudah untuk mempelajari mata kuliah lain yang berhubungan, seperti Teori Ekonomi Mikro dan Makro, Ekonomi Manajerial, Manajemen Keuangan, Operation Reseach dan Mata Kuliah lainnya yang menggunakan perhitungan matematis.
CLICK berikut untuk BACA LEBIH LANJUT...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment